28 Juli 2009

IMF Puji Ketangguhan Ekonomi RI

IMF Puji Ketangguhan Ekonomi RI


Washington - Dana Moneter Internasional (IMF) memuji ketangguhan ekonomi Indonesia di tengah hantaman badai krisis global berkat kuatnya fundamental dan respons kebijakan yang baik.

Pujian tersebut disampaikan Dewan Eksekutif IMF dalam reviewnya atas Indonesia, seperti dikutip detikFinance dari situs IMF, Rabu (29/7/2009).

"Konsumsi swasta didukung oleh paket stimulus fiskal telah menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif dan termasuk yang tertinggi di Indonesia," demikian pernyataan dari IMF.

Sementara sektor finansial RI juga dinilai sudah pulih dari dampak awal gejolak pasar finansial global, sementara sentimen investor telah membaik dalam beberapa bulan terakhir.

"Namun demikian, Direksi IMF menilai bahwa meski proyeksi perekonomian 2009 tetap positif, namun risk aversion global lain dapat memberikan dampak yang merugikan pada likuiditas eksternal, permintaan dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar IMF.

Dengan demikian, IMF memandang perlunya pemerintah untuk mencapai keragaman kebijakan yang seperlunya dan melakukan penyesuaian jika diperlukan untuk melindungi ekonomi makro dan stabilitas finansial.

IMF juga menyambut baik rencana stimulus fiskal tahun 2009 dan menekankan bahwa implementasi yang tepat dan efisien dari program belanja terutama di sektor infrastruktur akan menjadi hal yang penting untuk menhaga pemulihan makro ekonomi.

Selain itu, IMF juga memuji pemerintah karena telah membuat perkembangan dalam program reformasi fiskal menuju Treasury Single Account atau sistem pembukuan keuangan negara terpadu. Kebijakan itu dinilai mempermudah prosedur eksekusi anggaran dan memperkuat manajemen keuangan negara.

Terkait kebijakan moneter longgar yang mulai diterapkan sejak Desember 2008, IMF juga memberikan pujiannya karena dianggap pas dan layak untuk menghadapi inflasi dan lemahnya investasi. Dewan Direksi IMF mendorong otoritas di Indonesia untuk terus memperkuat kerangka kebijakan moneter.

"Komitmen yang kuat pada target inflasi jangka menengah, sebagaimana proyeksi inflasi dapat membantu memberikan panduan ekspaktasi inflasi dan memperkuat kredibilitas kebijakan," demikian IMF.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 hanya sebesar 3,5% dan membaik menjadi 4,5% di tahun 2010. Angka itu lebih rendah ketimbang pertumbuhan ekonomi tahun 2008 yang hanya sebesar 6,1%.

Ekspor diperkirakan pertumbuhannya minus 0,9% di tahun 2009 dan membaik menjadi minus 0,5% di tahun 2010. Konsumsi swasta tumbuh 4,9% di tahun 2009 dan membaik menjadi 5,1% di tahun 2010. Nurul Qomariah, Detik Finance

23 Juli 2009

Dow Jones Tembus Lagi 9.000

Dow Jones Tembus Lagi 9.000

Perdagangan saham di Wall Street kembali bergairah dengan indeks Dow Jones kembali menembus level terbaiknya sejak November 2008. Membaiknya laporan keuangan perusahaan membawa saham-saham bergerak menguat.

Kuatnya laba korporasi pada kuartal II membawa indeks Dow Jones kembali ke level 9.000 untuk pertama kalinya sejak Januari 2009. Wall Street juga didorong oleh naiknya lagi penjualan rumah, yang memacu optimisme membaiknya perekonomian.

Pada perdagangan Kamis (23/7/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat hingga 188,03 poin (2,12%) ke level 9.096,29, yang merupakan titik tertingginya sejak November 2008. Hanya 30 komponen Dow Jones yang ditutup melemah.

Sementara indeks Standard & Poor's 500 juga naik 22,22 poin (2,33%) ke level 976,29 dan Nasdaq melonjak 47,22 poin (2,45%) ke level 1.973,60.

"Ini tak hanya sekedar disebabkan oleh satu faktor, tapi telah menyebar secara keseluruhan. Inilah yang membawa kepercayaan pada saya," ujar John Coyne, presiden Brinker Capital seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2009).

Nasdaq sangat didorong oleh saham eBay Inc yang mencatat kenaikan hingga 10,6% setelah mengumumkan laba yang melebihi ekspektasi Wall Street.

Volume cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,40 miliar, sedikit di bawah rata-rata tahun lalu yang diperkirakan 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 3,01 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang diperkirakan mencapai 2,28 miliar.

Harga Minyak Melonjak

Sementara harga minyak mentah dunia juga ikut menguat seiring menguatnya Wall Street dan harapan akan membaiknya perekonomian.

Kontrak utama minyak light pengiriman September melonjak 1,76 dolar menjadi US$ 67,16 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman September juga melonjak 2,04 dolar menjadi US$ 69,25 per barel.