15 Maret 2009

Masih Murah, Investor Tak Buru-buru Lepas Blue Chip


Senin, 16/03/2009 07:43 WIB

Jakarta - Harga saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai masih tergolong murah sehingga investor tidak akan buru-buru melepas blue chip. Saham lapis dua juga mulai dilirik.

Valuasi saham blue chip dinilai masih belum maksimal karena sejak awal tahun terus dalam posisi tertekan padahal ada beberapa saham blue chip kinerjanya bagus di tahun 2008.

Kepercayaan pelaku pasar mulai tumbuh sedikit diikuti asing yang masih dalam posisi beli. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Senin (16/3/2009) diprediksi masih bisa positif.

Asalkan, kondisi bursa regional ikut mendukungnya. Bursa saham Nikkei Jepang pada Senin pagi ini dibuka menguat tipis 60,92 poin (0,8%) ke posisi 7.630,20.

Nikkei mengikuti penguatan yang terjadi di Wall Street pada akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones pada Jumat naik 53,92 poin (0,8%) menjadi 7.223,98, S&P naik 5,81 poin (0,8%) menjadi 765,55 dan Nasdaq naik 5,40 poin (0,4%) menjadi 1.431,50.

Namun secara keseluruhan perdagangan dalam perdagangan pekan lalu indeks Dow Jones Industrial Average melonjak hingga 9%, Standard & Poors 500 melejit 10,7% dan Nasdaq lompat 10,6% yang didukung sektor keuangan.

Sementara pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan lalu (13/3/2009) IHSG menguat 17,023 poin (1,3%) menjadi 1.327,437.

Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas.

Optima Securities

Disamping saham blue chip yang rally, saham second liner pun turut meramaikan bursa sehingga menguat 17 poin ke posisi 1.327 dan sempat menembus level kritis 1.330. Kondisi bursa regional yang mendukung akan menaikkan confidence level investor kembali masuk ke bursa. Investor asing terlihat masih akumulasi hingga saat ini. Pergerakan indeks berpeluang menguat kembali dikisaran 1.320 -1.346 dengan pilihan saham: AALI, INDF, LSIP, BBCA dan ASII.

eTrading Securities

Politik mulai menyelimuti pasar, kampanye terbuka di mulai hari ini. Pada sektor komoditas, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor sektor perkebunan meskipun harga sawit rendah (US$ 22 bn F09 vs US$ 19bn A08). Di sisi pertambangan, E&Y memperkirakan M&A turun 40% tahun ini, akibat dari melemahnya harga komoditas. Hari ini CPO +3%, Coal steady +1%, Nickel -2% dan Tin -0,7%. Crude Oil -5%, OPEC mempertahannya produksi dan emas -1%.

Sektor komoditas tetap disukai, harga CPO memberi titik terang ke sektor kommoditas. Investor boleh kembali mencermati saham komoditas favorit di tahun sebelumnya.

Di akhir pekan lalu, saham AS melanjutkan kenaikan untuk keempat harinya, dengan Dow menambah 53,92 poin (+0,8%) ke level 7.223,98, S&P500 +0,38% dan Nasdaq +0,38%. Penguatan di pekan lalu tercatat sebagai yang terbaik sejak November 2008, terkait dengan beberapa faktor seperti data penjualan ritel yang melebihi ekspektasi, hukuman penjara Madoff dan antisipasi investor atas perubahan aturan akunting mark-to-market.

Saham Citigroup +6,59% AIG +21,95% dan Bank of America -1,54%. General Motors +24,77% setelah menegaskan bahwa ia tidak memerlukan suntikan dana pemerintah untuk sementara. Dalam wawancaranya di hari Minggu, Chairman Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan bahwa resesi akan berakhir di tahun 2009.Irna Gustia - detikFinance, (Foto: Indro-detikFinance)

Tidak ada komentar: