10 April 2009

Jadi Wapres SBY atau 'Pulang Kampung'

Sabtu, 11/04/2009 09:52 WIB
Nasib JK Pasca Golkar Kalah
Jadi Wapres SBY atau 'Pulang Kampung'



Jakarta - Angka perolehan Golkar diprediksi hanya memperoleh 14 hingga 15 persen. Perolehan ini tentunya menurun drastis dari angka perolehan pada tahun 2004. Bagaimanakah nasib pencapresan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK) pasca partai beringin tumbang? Pilihannya hanya ada dua, jadi pendamping SBY atau pulang kampung.

Informasi yang beredar di lingkar dalam JK, kemungkinan untuk berduet dengan SBY kian kuat. Terlebih sejumlah petinggi Golkar yang hadir di Rumah Slipi 2, Rata PenuhJl Mangunsarkoro, Menteng, menunjukkan sinyalemen agar Golkar kembali menjalin koalisi dengan Demokrat. Rumah Slipi 2 adalah tempat di mana JK mengkoordinasi semua kegiatan partainya pasca pemilu legislatif.

Jauh-jauh hari, sejumlah elit Golkar seperti Muladi, Firman Subagyo, Rully Chairul Azwar dan Theo Sambuaga memang mengisyaratkan agar JK berduet denga SBY.

"Ke depan, saya pribadi cenderung dengan melihat kenyataan seperti ini lebih tepat Golkar dan Demokrat koalisi kembali," harap Ketua DPP Golkar Bidang Perhubungan, Telekomunikasi dan Informasi, Theo L Sambuaga.

Bukan hanya elit Golkar saja, namun di lingkar keluarga JK, dukungan untuk duet SBY-JK pun lebih kuat. Tingkat keterpilihan pasangan SBY-JK dianggap masih menggungguli tokoh-tokoh lainnya. "Kenapa Demokrat bisa mencapai angka 20 persen, karena ketokohan SBY. Ini berarti tingkat keterpilihan SBY masih tinggi. Apalagi jika kembali berduet dengan JK," ujar sumber detikcom yang enggan disebut namanya.

Menurut sumber itu, untuk meneruskan niat menjadi capres rasanya sulit ditempuh oleh JK. Untuk berkoalisi dengan sejumlah partai seperti PDIP, dan partai-partai menengah lainnya lebih menguras waktu dan tenaga.

"Rasanya sulit dengan PDIP karena Golkar tidak akan pernah mau jadi partai oposisi. Selain itu, ongkos politik untuk memulai koalisi yang baru terlalu tinggi," katanya.

Jika JK mampu membawa gerbong Golkarnya dalam duet dengan SBY, kekuatan di parlemen pun kian kuat. Terlebih jika partai-partai menengah seperti PKS dan PKB ikut di dalamnya.

"Rasanya yang paling rill adalah berduet dengan SBY. Kalau tidak berduet dengan SBY, kemungkinan akan pulang kampung lagi jadi pengusaha. Karena meskipun nyapres, kemungkinan untuk mengalahkan SBY di pilpres kecil," ungkapnya.(gun/nrl)
Gunawan Mashar - detikPemilu

Tidak ada komentar: