10 April 2009

Pasar Saham Bisa Terdongkrak Euforia Hasil Pemilu

Sabtu, 11/04/2009 09:44 WIB


Jakarta - Perdagangan saham awal pekan depan diprediksi akan lebih semangat karena pelaku pasar sedang dilanda euforia hasil pemilu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa melambung.

"Kalau kita lihat hasil pemilu yang aman dan incumbent yang menang, akan jadi euforia di pasar saham di awal pekan depan," kata Alfatih, analis dari BNI Securities ketika dihubungi detikFinance, Sabtu (11/4/2009).

Alfatih juga menjelaskan, pasar sudah mulai mengantisipasi berlanjutnya pemerintahan SBY meski koalisi partai dan pemilu presiden belum terjadi.

"Karena pasar melihat asumsi, untuk saat ini pasar terlihat lebih senang ada kontinuitas karena calon barunya belum terlihat lebih baik dari saat ini," katanya.


Euforia hasil pemilu ini menurut Alfatif kemungkinan hanya bersifat sementara di awal-awal pekan, setelah itu pasar akan kembali rasional melihat faktor-faktor lainnya.

"Kondisi ekonomi global, data-data ekonomi, pembagian dividen akan jadi perhatian lagi setelah euforia usai," katanya.

Antusias investor diprediksi akan berlanjut pada saham-saham BUMN, perbankan dan komoditas dengan investor lokal yang masih akan mendominasi perdagangan.

Namun menurut menurut Alfatih tidak tertutup kemungkinan investor asing pun mulai melirik pasar saham Indonesia setelah melihat hasil pemilu yang aman dan berlanjutnya pemerintahan SBY.

"Jika SBY menang, kemungkinan kebijakan ekonominya tidak akan terlalu banyak berubah tinggal melanjutkan yang sudah baik dan memperbaiki kekurangan yang ada," cetus Alfatih.

Sementara itu Ikhsan Binarto, analis dari Optima Securities dalam prediksinya mengatakan sentimen hasil pemilu bisa menjadi katalis bagi pergerakan indeks.

Dia memprediksi indeks pekan depan akan berada di kisaran 1.440-1.490 sedangkan pilihan saham yakni: BUMI, CTRP, DEWA, INCO, dan ELTY.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (8/4/2009) sebelum libur pemilu dan paskah, IHSG anjlok 25,107 poin (1,68%) menjadi 1.465,750. Foto : Indro (Detik Finance), Irna Gustia (Detik Finance)




Tidak ada komentar: