28 Januari 2009

Starbucks Tutup 300 Kedai dan PHK 6.700 Karyawan


Kamis, 29/01/2009 11:07 WIB
Los Angeles - Bisnis Starbucks nampaknya makin pahit saja. Penjual kopi kelas kakap itu terpaksa menutup lebih dari 300 kedai kopinya dan memecat 6.700 pekerjanya.

Seperti dilansir Reuters, dari 300 kedai kopi yang akan ditutup itu, 200 kedai diantaranya berada di AS dan 100 kedai sisanya berlokasi di negara lain. Penutupan ini merupakan bagian dari target jangka panjang Starbucks yang akan menutup 600 kedai.

"Kami tidak akan membiarkan kedai-kedai yang berkinerja buruk berdampak ke bisnis utama kami," kata Chief Financial Officer Starbucks Corp Troy Alstead, Kamis (29/1/2009).

Terkait pengurangan karyawan, yang sudah pasti akan dilakukan dalam waktu dekat adalah PHK terhadap 6.000 karyawan dan 700 sisanya masih dikaji.

Starbucks beralasan, penutupan kedai dan pengurangan karyawan merupakan bagian dari rencana kenaikan pemangkasan biaya di 2009 yang sebelumnya hanya ditargetkan US$ 400 juta menjadi US$ 500 juta. Starbucks memang harus mengetatkan ikat pinggang lantaran penjualannya di AS merosot hingga 10%.

Analis RBC Capital Markets, Larry Miller menyatakan, setelah semua hal yang dilalui Starbucks, pemotongan biaya yang dilakukan Starbucks seharusnya memberikan tenaga untuk bangkit kembali.

"Kondisi berbisnis saat ini memang buruk tapi mereka juga melakukan banyak hal yang sudah benar. Seperti menurunkan target pertumbuhan dan penghematan biaya. Mereka menyiapkan diri mereka jika seandainya tingkat penjualan kembali membaik," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, saat ini Starbucks tidak sendiri karena banyak usaha lain yang tidak mendapat untung.

"Ini kenyataan yang pahit, tapi mereka membutuhkan ukuran bisnis yang tepat," tambahnya.

Dalam satu kuartal terakhir, penikmat kopi di AS rupanya mengurangi frekuensi kunjungan dan mengetatkan dananya yang dibelanjakan secara signifikan. Starbuck pun terkena getahnya, dan pendapatannya melorot hingga 6%.

Starbucks memang terus dirundung masalah sejak berani membuka kedai kopi terlalu banyak di AS. Akibatnya, Starbucks harus terpincang-pincang menghadapi resesi ekonomi yang membuat lebih dari 3 juta pekerja di AS kena pecat. Alih Istik Wahyuni - detikFinance
Foto: Reuters

Tidak ada komentar: