20 November 2008

Harga Minyak Kini Hanya US$ 48


Jumat, 21/11/2008 12:30 WIB
Singapura - Harga minyak yang sempat mejeng hingga US$ 147 per barel, kini berbalik arah dengan cepat seiring ancaman resesi global. Harga minyak kini berada di kisaran US$ 48 per barel, yang merupakan terendah sejak 3 tahun terakhir.

Pada perdagangan di pasar Singapura, Jumat (21/11/2008), kontrak utama New York untuk minyak jenis light pengiriman Januari turun hingga 88 sen menjadi US$ 48,54 per barel. Kontrak Desember sempat anjlok ke US$ 48,64 per barel yang merupakan terendah sejak Mei 2005, sebelum akhirnya ditutup merosot 4 dolar ke level US$ 49,62 per barel.

Sementara minyak jenis Brent juga turun 48 sen menjadi US$ 47,60 per barel. Kontrak ini sebelumnya ditutup turun 3,64 dolar ke level US$ 48,08 per barel.

Kejatuhan harga minyak hingga di bawah US$ 50 per barel ini merupakan asumsi bahwa permintaan akan terpengaruh tak hanya oleh negara-negara barat tapi juga China dan India. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dari kedua negara Asia itu sebelumnya diharapkan meningkatkan permintaan minyak, sehingga membuat harga minyak terus meroket.

"Pasar sedang melakukan melakukan internalisasi realisasi bahwa resesi yang akan datang akan signifikan dan sepertinya akan memberikan dampak permintaan di beberapa negara berkembang sehingga memberikan pengaruh ke pasar," jelas Jason Feer, analis energi dari Argus Media seperti dikutip dari AFP.

Sentimen lain yang menekan harga minyak adalah laporan angka pengangguran di AS, yang merupakan konsumen energi terbesar. Angka pengangguran AS mencetak terbesar dalam 16 tahun terakhir, sekaligus menjadi bukti bahwa resesi sudah memasuki negara adikuasa itu.

"Pukulan ekonomi sudah datang. Harga energi terus tertekan sepanjang malam dan penurunan dipicu oleh data itu," jelas John Kilduff, analis dari MF Global.

"Saya kira hal yang mengejutkan adalah kecepatan dari semua kejadian ini. Harga minyak semakin sulit untuk dijual," imbuh Feer.Nurul Qomariyah - detikFinance
Foto: AFP

Tidak ada komentar: