30 Oktober 2008

Auto Rejection Asimetris Positif Tapi Belum Tambah Likuiditas



Jumat, 31/10/2008 08:55 WIB
Jakarta - Penerapan batas penolakan otomatis (auto rejection) secara asimetris belum tentu menyelesaikan masalah likuiditas pasar modal. Namun dinilai cukup efektif mendorong rebound IHSG.

"Pada dasarnya penerapan auto rejection asimetris ada bagusnya. Hanya saja harus hati-hati karena ini tidak menyelesaikan masalah likuiditas," ujar analis PT BNI Securities, Muhammad Alfatih saat dihubungi detikFinance, Jumat (31/10/2008).

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan pemberlakuan auto rejection asimetris yaitu batas atas 20% sedangkan batas bawah tetap 10% yang akan dilakukan mulai perdagangan Sesi I hari ini.

"Kalau kita lihat cukup fair. Setelah indeks kita jatuh cukup dalam beberapa pekan belakangan, dorongan rebound yang sudah terlihat sejak dua hari yang lalu dapat mendorong IHSG naik lebih tinggi," ujar Alfatih.

Alfatih menambahkan, jika dilihat dari sentimen investor pada perdagangan Kamis kemarin (30/10/2008), sebenarnya IHSG bisa naik lebih tinggi lagi.

"Namun karena tertahan oleh auto rejection atas 10% (batas lama), laju kenaikan IHSG sedikit tertahan," ujarnya.

Oleh karenanya, ia mengatakan kebijakan yang diambil BEI sudah tepat, meski ia mengingatkan bahwa auto rejection asimetris tidak menyelesaikan masalah likuiditas.

"Penyelesaian masalah likuiditas lebih efektif dengan kebijakan-kebijakan makro ekonomi dan perbankan seperti GWM dan sebagainya. Namun penerapan auto rejection asimetris bisa menstimulus investor untuk melakukan investasi kembali," papar Alfatih.

Mengenai potensi gerak IHSG hari ini, Alfatih mengatakan kisaran pergerakan IHSG akan berada di level 1.200-1.250 dengan support di kisaran 1.080-1.100.

"Kalau melihat indeks regional hari ini, agak minus tipis. Kelihatannya akan ada sedikit aksi profit taking. IHSG kemungkinan bakal ikut terkena aksi profit taking. Kita harapkan aksi ini tidak terlalu mendorong pasar hari ini," ujarnya. (dro/ir)

Tidak ada komentar: