14 Oktober 2008

Hamilton: Aku Hanya Manusia Biasa


Rabu, 15/10/2008 07:13 WIB
Jakarta - Mungkin tak sedikit yang menyebut Lewis Hamiton arogan atau over pede karena sepak terjangnya. Tapi andalan McLaren itu mengelak disebut demikian. Dasarnya dia hanya manusia biasa yang bisa bikin kesalahan, dan juga pembalap F1 yang selalu ingin mencapai hasil paling mengesankan.

Dengan peluang nyaris memastikan gelar juara dunia di GP Jepang, Hamilton malah nihil angka. Penampilannya saat itu juga diwarnai insiden dengan duo Ferrari, Kimi Raikkonen dan Felipe Massa.
Insiden Hamilton dengan pembalap tim "Kuda Jingkrak" bukanlah untuk kali pertama. Pada GP Kanada 2008 sang pembalap Inggris malah menabrak Raikkonen di pitstop sehingga keduanya harus out dari balapan.
Musim lalu ketika Hamilton masih berstatus sebagai debutan sejumlah kesalahan turut dibuatnya, baik kecerobohan individu maupun kesalahan tim. Sang debutan juga langsung "berani" menyaingi rekan satu timnya sekaligus juara bertahan saat itu, Fernando Alonso. Rivalitas internal kedua pembalap itu bahkan lantas memaksa Alonso angkat kaki dari McLaren.

Dengan rekam jejak sedemikian rupa, cap arogan atau terlalu pede pun disematkan pada Hamilton. Dia dinilai terlalu yakin dengan kemampuan, sehingga acap bikin manuver-manuver tajam nan riskan. Driver BMW Sauber Robert Kubica bahkan lugas mencap, "apa yang dia lakukan terlalu berlebihan dan berbahaya."

Untuk kritik tersebut, Hamilton beralibi kalau dirinya semata-mata hanya ingin berusaha maksimal dalam mencari hasil yang terbaik. Lain tidak.
"Aku takkan pernah bilang aku lebih baik dari siapapun. Tapi aku adalah pembalap F1 dan kami semua harus memercayai diri sendiri untuk bisa sampai pada tujuan kita," tulisnya dalam situs resminya, seperti dilansir Crash.net.

"Anda harus punya keyakinan untuk keluar dan menang, dan itulah yang membantu Anda berusaha untuk membuat performa terbaik dan mencapai hal lebih dalam hidup. Aku melihat pembalap lain dan ingin mengalahkan mereka, (tapi) aku tak akan pernah bilang 'Aku lebih baik darimu'. Aku hanya berpikir, semua orang ini adalah yang terbaik dan untuk jadi yang paling hebat, aku harus mengalahkan mereka. Itulah cara berpikir semua pembalap," papar Hamilton.

Hamilton juga mengaku bahwa dirinya terkadang sulit menerima fakta bahwa kehidupannya, di luar dan di dalam lintasan, kadang sedemikian jadi sorotan. Apalagi kalau itu kemudian mengarah pada citra yang keliru tentang dirinya.

"Yang pasti tidaklah mudah untuk selalu mengatakan atau melakukan hal yang benar, dan saat Anda terus jadi sorotan itu bisa jadi sangat sulit. Belakangan ini banyak kutipan berbeda yang disebut datang dariku. Kadang-kadang aku mengatakan sesuatu yang entah keluar dengan salah atau diambil di luar konteks sehingga orang bisa mendapat kesan berbeda dari apa yang aku katakan ketika aku tidak mengekspresikan diri dengan benar," keluh dia.

Dengan besarnya sorotan, Hamilton tak memungkiri bahwa hal tersebut memang membuatnya lebih menjaga perilaku dan kata-kata, kendati dia pada dasarnya tak mengganggap dirinya teramat spesial.

"Aku tak melihat diriku sebagai selebritis, aku merasa sama seperti pemuda sebelum masuk F1, mungkin kini hanya lebih terukur. Aku hanyalah manusia dan terkadang bikin kesalahan. Komunikasi amat penting dalam hidup dan beberapa hal yang kukatakan tidak dimaksudkan untuk menyakiti siapapun," demikian Hamilton. ( krs / roz ) Kris Fathoni W - detiksport

Tidak ada komentar: