24 Oktober 2008

Hampir Separuh Hedge Fund Rusia di Ambang Kebangkrutan


Jumat, 24/10/2008 11:43 WIB
Moskow - Hedge fund atau perusahaan investasi besar mulai terkena dampak dari krisis global. Di Rusia, hampir 50 persen hedge fund akan mengalami kebangkrutan.

Kebangkrutan itu dipicu oleh penarikan dana para hedge fund, disamping performa investasi yang turun.

"Jika mereka tidak terkapitalisasi dengan baik maka mereka tidak bisa menjaga diri mereka sendiri," ujar pakar hedge fund dari Rusia Fentham-Fletcher seperti dikutip Reuters, Jumat (24/10/2008).

Hedge fund di Rusia sebagian besar berinventasi di equitas atau saham dengan lindung nilai minimal. Dan sebagai akibatnya hedge fund terkoreksi habis menyusul anjloknya pasar saham terutama di Rusia.

Saham di Rusia sudah anjlok sebesar 70 persen sejak awal tahun ini. Christoph Kampitsch, Head of alternative investments Erste Bank mengatakan ada sekitar 75 hedge funds yang beroperasi di Rusia namun pada Januari bulan depan angka ini akan turun terus jadi 25 hedge fund.

Hedge fund di Rusia sebenarnya telah berkembang dengan baik sebelum akhirnya harus menerima pil pahit krisis keuangan global. Kini investor hegde fund di Rusia lebih memilih untuk menarik investasinya dan memilih investasi yang lebih aman.

Tidak hanya di Rusia, hedge fund di seluruh dunia juga mengalami penarikan dana oleh investornya. Tingkat imbal hasil pun mengecil karena krisis keuangan.

Sementara itu dari Australia, perusahaan investasi terpaksa membekukan dana milik investornya senilai US$ 12 miliar untuk mencegah penarikan besar-besaran oleh investornya. Sekitar dua pertiga dari 20 perusahaan top investasi di Australia telah memblok redemption dari nasabahnya.

Penarikan itu terjadi menyusul adanya penjaminan pemerintah kepada bank-bank Australia. Karena investor ketakutan dana yang disimpan di perusahaan investasi menghilang, akhirnya mereka lebih memilih untuk menyimpan di bank Australia yang lebih terjamin.

Seperti dikutip AFP, tiga perusahaan investasi besar yang sudah membekukan miliaran dolar dana investasi nasabah yakni Everest Babcock & Brown, Perpetual Ltd dan Axa Asia Pacific.(ddn/qom)Dadan Kuswaraharja - detikFinance
Foto: Reuters

Tidak ada komentar: